Dampak Media Sosial pada Perilaku Negatif Remaja: Menjaga Kesehatan Mental dan Kebijakan Penggunaan

- 30 Mei 2023, 07:45 WIB
ilusrasi menjaga kesehatan mental, salah satunya dengan mengurangi menggunakan sosial media
ilusrasi menjaga kesehatan mental, salah satunya dengan mengurangi menggunakan sosial media /Pixabay/gerald

Berita Sleman - Sebagai makhluk sosial, seorang individu dituntut untuk memiliki hubungan dengan Individu lain dengan berinteraksi dan berperilaku sesuai norma yang berlaku. Berkomunikasi adalah salah satu cara bagi Individu untuk bisa terhubung dengan individu lain.

Berkomunikasi merupakan kegiatan yang dilakukan manusia sejak mereka dilahirkan, mulai dari tangisan bayi yang menyampaikan pesan berisi kebutuhan menyampaikan pesan berisi kebutuhan psikologis dan fisiologisnya, sampai dengan pesan berisi kebutuhan komplementer orang dewasa. Semuanya tidak terlepas dari proses komunikasi

Baca Juga: Pendidikan yang Hilang Terkait Cerita Abu Nawas

Seiring berjalannya waktu, seorang manusia mampu berkomunikasi tanpa bertatap muka dengan menggunakan Internet. Dalam era globalisasi ini, tidak dapat dipungkiri hadirnya internet dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan semakin majunya internet dan hadirnya smartphone maka media sosial pun ikut berkembang pesat.

Media sosial merupakan situs dimana seseorang dapat membuat web page pribadi dan terhubung dengan setiap individu yang tergabung dalam media sosial yang sama. Dalam media sosial tidak ada batasan ruang dan waktu, seorang individu dapat berkomunikasi kapanpun dan dimanapun mereka berada. Seseorang bisa memiliki nama yang besar seiring berjalannya waktu dengan media sosial. Hal inilah yang kemudian menarik minat para remaja untuk turut menggunakan media sosial. Bahkan, hampir 24 jam mereka tidak lepas dari smartphone.

Kalangan remaja yang mempunyai media sosial biasanya memposting tentang kegiatan pribadinya, curhatannya, serta foto bersama teman-teman maupun keluarga. Sehingga saat ini, seringkali remaja beranggapan bahwa semakin aktif dirinya di media sosial maka mereka akan semakin dianggap keren, begitupun sebaliknya.

Biasanya, mereka juga akan selalu berusaha untuk terlihat sempurna dengan memposting kegiatan sehari-hari mereka yang menggambarkan gaya hidup mereka yang selalu mengikuti perkembangan jaman. Namun, apa yang mereka posting di media sosial, terkadang kenyataannya berbanding terbalik dengan kehidupan yang sebenarnya. Remaja bahkan tidak segan untuk melakukan segala usaha walaupun dengan kejahatan hanya agar terlihat sempurna dalam platform media sosial mereka. Dalam beberapa kasus, seorang remaja bahkan sampai melakukan tindak penipuan untuk mendapatkan uang yang nantinya akan mereka gunakan sebagai ajang pamer di media sosial.

Hal ini harusnya dapat diberi perhatian yang lebih khusus. Jika terlalu lama dibiarkan, fenomena seperti ini akan menjadi boomerang bagi para generasi bangsa. Peran keluarga, guru, teman sebaya, bahkan masyarakat sekitar sangat memiliki pengaruh untuk membantu mengurangi penyimpangan pada perilaku remaja yang disebabkan oleh sosial media.

Peran keluarga misalnya, orang tua dapat berperan dengan cara memberi batasan waktu kepada anaknya untuk bermain smartphone dan selalu memantau apa saja yang dilakukan oleh anak-anak mereka. Tentunya hal ini perlu dilakukan dengan cara yang baik agar remaja yang cenderung kesulitan untuk mengontrol emosinya dapat menerima perintah dengan baik. Sama seperti keluarga, peran guru, teman sebaya, dan masyarakat sekitar juga dapat dilakukan sebagai antisipasi atas perilaku menyimpang yang bisa saja akan terjadi lebih mendalam lagi.

Editor: Nidaul Fauziah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x