Selama kunjungan tersebut, Stern disebut akan bertemu dengan pejabat pemerintah dan perwakilan masyarakat sipil untuk mendiskusikan hak asasi manusia, termasuk memajukan hak orang-orang LGBTQI+ di RI.
Namun, rencana kunjungan tersebut menimbulkan kontroversi di Indonesia, pasalnya Indonesia dikenal sebagai salah satu Negara dengan penganut agama dan pemegang keluhuran budaya yang ketat.
Penolakan tegas yang pertama kali disuarakan oleh Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Dr Anwar Abbas, lalu di susul masyarakat yang mulai ikut menyuarakan penolakan tersebut.***