Network
BERITA SLEMAN - Setiap kota dan wilayah tentu memiliki problematika sosialnya tersendiri, termasuk Yogyakarta.
Berstatus sebagai salah satu wilayah istimewa, DI Yogyakarta justru masih harus bertarung dengan urusan kesejahteraan dan kebutuhan dasar.
Beberapa kondisi yang terjadi bahkan berada pada tingkat yang tidak mencerminkan DI Yogyakarta sebagai salah satu provinsi besar di Indonesia.
Berikut rangkuman BERITA SLEMAN tentang beberapa persoalan sosial DI Yogyakarta yang membutuhkan solusi jangka panjang.
Baca Juga: 4 Faktor Adaptasi Mahasiswa yang Harus Dipahami di Yogyakarta
Upah Minimum
DI Yogyakarta terkenal sebagai salah satu wilayah dengan upah minimum terendah di seluruh Indonesia.
Hal tersebut cukup kontradiktif dengan statusnya sebagai daerah istimewa dan salah satudestinasi wisata terbesar di Indonesia.
Baca Juga: 4 Usaha Potensial yang Dapat Dimulai Mahasiswa di Yogyakarta
Harga Tanah
Harga lahan dan hunian di Yogyakarta tumbuh meroket setiap tahunnya. Sayangnya hal tersebut tidak cukup diikuti dengan perkembangan upah dan kesejahteraan masyarakatnya.
Situasinya menempatkan beberapa kelompok masyarakat yang memiliki peluang sangat kecil untuk dapat membeli hunian secara mandiri.
Baca Juga: 4 Daya Tarik Utama Yogyakarta di Kalangan Calon Mahasiswa
Pengembangan Bisnis
Berbagai bisnis di tingkat UMKM Yogyakarta tidak berkembang dengan baik untuk dapat menembus pasar yang lebih potensial.
Beberapa bisnis hanya beroperasi dengan orientasi untuk menutup modal dan kebutuhan dasar. Bisnis-bisnis tersebut berjalan tanpa visi pengembangan yang cukup jelas.
Baca Juga: 4 Fakta Menarik Tentang Yogyakarta: UMR hingga Status Daerah Istimewa
Integrasi Pendidikan
Tingkat remaja putus sekolah di Yogyakarta terbilang masih sangat tinggi. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai faktor seperti ekonomi, pergaulan bebas, dan situasi lainnya.
Di kelompok yang berhasil menuntaskan pendidikan dasar, tingkat akuisisi perguruan tinggi pada siswa yang berasal dari Yogyakarta juga masih tergolong rendah. ***
