Konflik China dan Taiwan Memanas, Febrio Kacaribu: Konflik Ini Merupakan Masalah Geopolitik

9 Agustus 2022, 12:10 WIB
Hubungan China dan Taiwan genting. Kedua negara ini makin mendekati perang fisik, manuver pasukan AS di Samudra Pasifik makin memperkeruh. /

BERITA SLEMAN - Konflik China dan Taiwan memanas usai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi berkunjung ke pulau itu, ditambah China melangsungkan latihan militer di Selat Taiwan.

Dengan adanya hal tersebut, Presiden China Xi Jinping dilaporkan memerintahkan militer negaranya untuk mengambil langkah yang jauh lebih agresif, yakni blokade untuk merebut negara pulau itu dengan paksa.

Pakar keamanan menilai para perencana militer China telah lama membahas blokade terhadap Taiwan, tetapi sampai sekarang kemungkinan besar tindakan seperti itu dianggap terlalu provokatif.

Konflik tersebut rupanya lebih berpengaruh pada negara Indonesia dibandingkan konflik Ukraina dengan Rusia pasalnya China menjadi investor terbesar bagi perekonomian tanah air.

Baca Juga: Lisa BLACKPINK: Rambutku Rusak Karena Sering Gonta-ganti Warna

Dilansir dari Pikiran Rakyat, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menegaskan Indonesia perlu waspada terhadap dampak konflik antara China dan Taiwan. 

Menurut Bahlil, saat ini pemerintah sedang mendalami dampak eskalasinya.

“Harus kita waspadai konflik China dan Taiwan. Kenapa harus diwaspadai, karena satu negara yang investasinya besar di Indonesia itu China, dan Taiwan juga ikut,” katanya dalam konferensi pers daring di Jakarta, Senin, 8 Agustus 2022.

Bahlil mengaku, dia masih mempelajari potensi konflik China dan Taiwan terhadap aliran investasi dalam negeri dan berharap situasi yang memanas tersebut tidak terlalu besar dampaknya bagi Indonesia.

Baca Juga: In The Soop Friendcation, Persahabatan Lima Bintang Korea: 'Ayah Park SEo Joon' hingga 'Si Bungsu V'

“Tapi seberapa besar (dampaknya terhadap investasi) kita lagi pelajari. Mudah-mudahan tidak terlalu dampak politik dalam negeri mereka kepada investasi,” ucap dia.

Meski begitu, beliau mengungkapkan kepentingan ekonomi akan tetap beroperasi walaupun kondisi orang sekalipun, bahkan banyak negara yang memanfaatkan ekonomi dari konflik ataupun perang antarnegara.

Oleh karena itu, dia menilai Indonesia perlu berinisiatif ambil manfaat yang sama demi kepentingan negara sendiri mengingat selama ini komunikasi ekonomi cukup baik antara Indonesia dengan China dan juga Taiwan.

“(Perang) Ukraina sama Rusia itu, ada beberapa negara yang memanfaatkan ekonomi dari kondisi ini. Nah mungkin kalau ini terjadi antara China dan Taiwan, kita bisa masuk pada ruang-ruang itu. Kan komunikasi kita juga baik,” katanya.

Baca Juga: Indonesia bangga! Kakak beradik Peraih 92 Medali Matematika, Sains dan Public Speaking dalam Waktu Satu Tahun

Bahlil mengingatkan semua pihak agar masyarakat Indonesia tidak terlalu khawatir, walaupun sikap santai itu dibarengi rasa waspada dan upaya antisipasi.

“Boleh kita khawatir, boleh kita antisipasi tapi jangan kita takut dengan bayang-bayang di luar,” ujar dia.

Sebelumnya, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu mengatakan konflik China dan Taiwan hanya akan berefek kecil terhadap perekonomian dalam negeri.

“Sejauh ini memang belum terlihat ada dampak yang cukup signifikan, akan tetapi kita tetap harus waspada,” ucap Febrio, dalam agenda Tanya BKF, di Jakarta.

Baca Juga: Film Thriller Kamu Tidak Sendiri akan Tayang di Bioskop. Ayu Pasha: Hati-hati dengan Inner Child

Menurutnya, konflik China-Taiwan ini merupakan masalah geopolitik yang dilihat dari segi perekonomian akan memiliki risiko yang bersifat eksogen (bersifat di luar kontrol perekonomian Indonesia).

Artinya, Indonesia hanya akan mendapat dampak ekonomi berupa rambatan (buntut) atau spillover dalam ekonomi domestik.***

Editor: Nidaul Fauziah

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler