Kasus Gagal Ginjal Misterius pada Anak, IDAI Beri Rekomendasi Kemenkes untuk Hindari Penggunaan Paracetamol

- 18 Oktober 2022, 21:14 WIB
Ilustrasi Paracetamol.
Ilustrasi Paracetamol. /Pixabay.com/HeungSoon

BERITA SLEMAN - Akhir-akhir ini kasus gagal ginjal yang dialami oleh anak-anak semakin meningkat. 

Menyikapi hal tersebut, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memberi rekomendasi kepada Kemenkes untuk menghindari penggunaan paracetamol. 

Diketahui, selama ini para orang tua menggunakan obat paracetamol aebagai langkah pertama untuk meredakan demam pada anak. 

Baca Juga: Pertemuan Jokowi dan Presiden FIFA Bahas Kelanjutan Transformasi Sepak Bola Nasional

 

Meskipun belum ditemukan pasti penyebab gagal ginjal pada anak tersebut, IDAI melarang orang tua untuk menggunakan paracetamol untuk meredakan demam. 

Dilansir dari portal Pikiran Rakyat dengan judul,"Paracetamol Dikhawatirkan Jadi Penyebab Gagal Ginjal Misterius, IDAI Larang Penggunaannya" ditemukannya kandungan dietilen glikol dan etilen glikol dalam paracetamol yang beredar di Gambia, Afrika juga menjadi salah satu pertimbangan IDAI untuk melarang penggunaan obat penurun panas itu.

"Untuk kewaspadaan dini, kita hindari dulu obat sirup sambil diawasi ada tidaknya obat itu di Indonesia," kata Ketua Pengurus Pusat IDAI, Piprim Basarah Yanuarso.

Baca Juga: Banjir dan Tanah Longsor Landa Kawasan Malang Selatan, 8 Kecamatan Terdampak

Dinilai Piprim Basarah Yanuarso, pada saat ini telah banyak obat yang beredar di pasaran jenis antibiotik, termasuk yang mengandung paracetamol.

Bahkan, obat tersebut gampang didapatkan dan untuk jenis sirup biasanya ada kandungan lain selain paracetamol.

"Masalah yang dihadapi sekarang adalah obat sirup paracetamol atau obat batuk lainnya yang ada campuran dietilen glikol dan etilen glikol," ujar Piprim Basarah Yanuarso.

Baca Juga: KAI Beri Tiket Tarif Promo 'GoVember' untuk KA Argo Cheribon Mulai 1 November 2022

Mengamati fenomena di Gambia ketika banyak anak-anak yang menderita gagal ginjal akut, IDAI pun memberikan rekomendasi ke Kemenkes.

"IDAI merekomendasikan ke Kemenkes agar hindari dulu konsumsi obat tersebut," ucap Piprim dikutip dari Antara.***(Christina Kasih Nugrahaeni/ Pikiran Rakyat)

Editor: Nidaul Fauziah

Sumber: Pikiran Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah