4 Fakta Tentang Jepang yang Jarang Diceritakan Dalam Anime

3 Februari 2023, 06:32 WIB
Fakta budaya Jepang /Pixabay.com

 

BERITA SLEMAN - Berbagai budaya dan latar belakang kehidupan Jepang banyak diadaptasi menajadi inspirasi dalam karya animasi lokalnya.

Beragam budaya tersebut dimuat dapat variasi tema cerita, mulai dari kehidupan sehari-hari sampai dengan genre fantasi.

Namun tidak seluruh budaya Jepang dapat dipahami dengan mudah dalam karya animasinya.

 Baca Juga: 4 Alasan Anime Naruto Masih Populer Hingga Saat Ini

Pasalnya beberapa hal tidak dapat digambarkan tersirat dalam cerita karena setiap judul tentu memiliki plot utamanya masing-masing.

Sementara sejumlah topik juga dianggap tabu untuk diangkat menjadi bagian cerita utama.

Berikut rangkuman BERITA SLEMAN tentang beberapa fakta tentang Jepang yang belum banyak digambarkan melalui karya animasinya.

 Baca Juga: 4 Rekomendasi Anime Olahraga yang Populer dan Menarik

Budaya Kerja

Jepang terkenal dengan budaya kerja yang sangat ekstrim di berbagai bidang. Bekerja lebih dari 10 jam per hari merupakan hal yang lazim di negeri sakura tersebut.

Hal tersebut sayangnya tidak selalu diikuti dengan kesejahteraan pegawai yang turut berkembang. Beberapa pegawai bahkan mengambil lembur secara sukarela.

 Baca Juga: 5 Alasan Anime Bisa Populer di Berbagai Belahan Dunia, Termasuk Indonesia

Individualisme

Masyarakat Jepang terkenal dengan budaya pemalu di berbagai lingkungan. Tidak banyak interaksi yang dapat dibentuk antara masyarakat, terutama di dunia kerja.

Kondisi demikian mendorong tingginya tingkat depresi dan tekanan personal di masyarakat Jepang.

 Baca Juga: 4 Rekomendasi Anime Terbaik Karya Makoto Shinkai

Tingkat Bunuh Diri

Budaya kerja, sikap individualisme, dan apresiasi diri yang minim menyebabkan banyak masyarakat Jepang gagal mengelola tekanan psikologis.

Hal tersebut menjadikan Jepang sebagai salah satu negara dengan tingkat bunuh diri tertinggi di dunia.

Resesi Seksual

Masyarakat Jepang umum tidak memandang pernikahan dan berkeluarga sebagai hal yang menguntungkan serta membahagiakan.

Hal tersebut membuat tingkat pernikahan dan angka kelahiran di Jepang semakin mendekati batas kritis setiap tahunnya. ***

Editor: Iqbal Maulana

Tags

Terkini

Terpopuler