Profil KH Hasyim Asy'ari, Pendiri Nahdlatul Ulama yang Tak Ada di Kamus Sejarah Kemendikbud

21 April 2021, 13:00 WIB
Sosok KH Hasyim Asy'ari yang tak masuk dalam jajaran tokoh dalam /Instagram.com/@nahdlatululama

BERITA SLEMAN - Diketahui bahwa pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asy'ari tak masuk dalam jajaran tokoh dalam "Kamus Sejarah Indonesia Jilid I" terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid mengatakan bahwa pihaknya tidak ada niatan untuk menghilangkan peran pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asy’ari dalam kamus sejarah.

“Kesimpulannya, terjadi keteledoran yang mana naskah yang belum siap kemudian diunggah ke laman Rumah Belajar. Tidak ada niat untuk menghilangkan KH Hasyim Asy’ari sebagai tokoh sejarah dalam buku tersebut,” ujar Hilmar Farid dalam pernyataannya secara virtual di Jakarta, Selasa 20 April 2021 dikutip dari Antara News.

Baca Juga: Inspirasi Menu Buka Puasa: Soto Sulung khas Surabaya yang Nikmat dan Segar

Dalam "Kamus Sejarah Indonesia Jilid I", KH Hasyim Asy'ari tak masuk dalam deretan nama yang diurutkan sesuai abjad. Nama beliau hanya sekali muncul dan itu dalam deskripsi tokoh bernama Abdul Wahab Chasbullah.

Kemudian dalam "Kamus Sejarah Indonesia Jilid II", nama KH Hasyim Asy'ari muncul tujuh kali, termasuk dalam bagian pendiri NU. Tidak masuknya KH Hasyim Asy’ari dalam entry tersendiri menjadi biang masalah. 

Jika dibandingkan, meskipun KH Ahmad Dahlan juga tidak menjadi entry tersendiri di "Kamus Sejarah Indonesia Jilid II", nama pendiri Muhammadiyah tersebut masuk dalam entry tersendiri dalam "Kamus Sejarah Indonesia Jilid I". 

Baca Juga: Kartini versi Hanung Bramantyo Lebih Modern, Berikut 3 Fakta Unik Film Kartini

Kedua buku tersebut disusun pada 2017 dan risetnya melibatkan banyak pihak.

Kedua buku kamus sejarah Indonesia itu, menurut Hilmar, tak pernah diterbitkan secara resmi. Kedua Buku tersebut, sebenarnya belum selesai, namun karena pada 2017 anggaran habis, maka harus dilaporkan dan yang tidak selesai dibuatkan buku elektroniknya.

Pada 2019, ada program mengumpulkan bahan dari masing-masing direktorat untuk diunggah ke laman Rumah Belajar. Pihaknya sudah menarik kamus sejarah tersebut dan buku sejarah lainnya. Kemendikbud akan meninjau ulang buku-buku sejarah tersebut agar kesalahan tersebut tidak lagi terjadi.

Baca Juga: Jadwal Pendaftaran dan Cara Dapat BPUM Rp1,2 Juta Wilayah Bekasi: Berikut Syarat dan Berkas Pengajuan

Seperti apa sosok pendiri NU ini? Simak profil KH Hasyim Asy'ari berikut.

Ulama kelahiran Jombang, 14 Februari 1871 atau 24 Dzulqodah 1287 Hijriah ini punya nama kecil Muhammad Hasyim. Dia lahir dari buah Kyai Asy'ari dan Nyai Halimah. Sementara kesepuluh saudaranya antara lain: Nafi'ah, Ahmad Saleh, Radiah, Hassan, Anis, Fatanah, Maimunah, Maksum, Nahrawi dan Adnan.

KH Hasyim Asy'ari menikah tujuh kali. Salah seorang putranya, Wahid Hasyim adalah salah satu perumus Piagam Jakarta yang kemudian menjadi Menteri Agama. Sedangkan cucunya, Abdurrahman Wahid, yang kerap dipanggil Gus Dur, menjadi Presiden Indonesia keempat.

Dikutip dari laman resmi Nahdlatul Ulama, KH Hasyim Asy'ari merupakan tokoh ulama pesantren yang gigih menentang kolonialisme. Choirul Anam dalam "Pertumbuhan dan Perkembangan NU" (2010) mencatat, kegelisahaan KH Hasyim Asy'ari itu dituangkan dalam sebuah pertemuan di Multazam bersama para sahabat seangkatannya dari Afrika, Asia, dan juga negara-negara Arab saat Kiai Hasyim menempa ilmu di Makkah.

Baca Juga: Jadwal Acara NET TV Rabu 21 April 2021: Drama Korea Suspicious Partner akan Menemani Anda

Mereka kemudian bersepakat untuk bertekad berjuang di jalan Allah SWT demi tegaknya agama Islam, berusaha mempersatukan umat Islam dalam kegiatan penyebaran ilmu pengetahuan serta pendalaman ilmu agama Islam di negara asal mereka masing-masing.

Pada tahun 1926, KH Hasyim Asy'ari menjadi salah satu pemrakarsa berdirinya Nadhlatul Ulama (NU), yang berarti kebangkitan ulama.

Berbahayanya pengaruh KH Hasyim Asy'ari kepada masyarakat luas, membuat pihak kolonial, saat itu Jepang, meneror Pesantren Tebuireng dan kemudian memenjarakan KH Hasyim Asy'ari.

Baca Juga: Ed Woodward Mundur dari MU, Chelsea dan Manchester City Keluar dari European Super League

KH Abdul Wahab Chasbullah dan Gus Wahid membebaskan KH Hasyim Asy'ari dari penjara, dengan cara berdiplomasi dengan Jepang.

Dalam serangan militer Belanda I pada 21 Juli 1947 hingga 5 Agustus 1947, KH Hasyim Asy'ari meninggal pada malam tanggal 7 Ramadhan 1366 Hijriah, atau 25 Juli 1947.

KH Hasyim Asy’ari ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 17 November 1964 melalui Keppres Nomor 294 Tahun 1964.***

Editor: Arfrian Rahmanta

Sumber: antaranews.com

Tags

Terkini

Terpopuler