Network
Berita Sleman - Hari ini, Rabu 14 April 2021 umat Hindu di Bali merayakan Hari Raya Galungan. Dalam setiap perayaannya, penjor tak ketinggalan menjadi salah satu sarana tanda syukur yang digunakan umat Hindu. Biasanya, penjor dipasang di depan rumah, tepatnya sebelah kanan pintu gerbang rumah atau di pinggir jalan.
Makna penjor menurut ajaran Agama Hindu di Bali yaitu sebagai ungkapan terima kasih kepada bumi atau kesejahteraan manusia. Serta, agar dapat mewujudkan kedamaian dan kesejahteraan manusia untuk mencapai kemenangan dharma (kebenaran) melawan adharma (kejahatan).
Selain itu, penjor juga dimaknai sebagai simbol gunung yang memberikan keselamatan dan kesejahteraan.
Baca Juga: Profil Brenda Song, Pacar Macaulay Culkin yang Baru Melahirkan Anak Pertama Buah Cinta Mereka
Penjor dibuat dari bambu yang ujungnya melengkung dihiasi dengan berbagai jenis reringkitan atau variasi dari daun janur atau daun enau yang masih muda (plawa). Penjor kemudian dilengkapi dengan gantung-gantungan yang digantung pada bagian lengkung-atas bambu.
Gantung-gantungan yang dipasang oleh berbagai bahan dari hasil pertanian seperti umbi-umbian (palabungkah), biji-bijian (palawija), dan palagantung, seperti kelapa, mentimun, pisang, dan buah lainnya.
Penjor Hias dan Penjor Sakral
Penjor mesti ditampilkan cantik sekaligus sakral. Namun, karena perkembangan zaman, lebih banyak yang mengedepankan unsur seni dibanding sakralitasnya. Oleh karena itu, penjor hias disebut dengan pepenjoran.
Baca Juga: Catat Tanggalnya! Nasabah Pemegang Kartu ATM BNI Harus Segera Ganti Chip, Jangan Sampai Diblokir
