Omikron Subvarian BA.4 dan BA.5 Sudah Masuk Indonesia, Begini Gejalanya Menurut Pasien

- 2 Agustus 2022, 10:26 WIB
Ilustrasi kasus virus Covid-19 subvarian Omicron BA.5.
Ilustrasi kasus virus Covid-19 subvarian Omicron BA.5. /Pixabay/ MintBlack4u./

BERITA SLEMAN - Sejumlah negara termasuk Indonesia kini diterpa merebaknya subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril mengatakan di tingkat global secara epidemiologi subvarian BA.4 sudah dilaporkan sebanyak 6.903 sekuens melalui GISAID.

Laporan tersebut berasal dari 58 negara dan ada 5 negara dengan laporan BA.4 terbanyak, antara lain Afrika Selatan, Amerika Serikat, Britania Raya, Denmark, dan Israel.

Sedangkan BA.5 sudah dilaporkan sebanyak 8.687 sekuens dari 63 negara.

Baca Juga: 5 Gunung Tertinggi di Indonesia, Puncak Jaya Wijaya Urutan Pertama

Ada 5 negara dengan laporan sekuens terbanyak yaitu Amerika, Portugal, Jerman, Inggris, dan Afrika Selatan.

Sejumlah praktisi kesehatan meyakini, gejala BA.5 mirip dengan gejala subvarian Omicron lainnya berupa sakit tenggorokan, sakit kepala, batuk, hidung tersumbat, dan demam.

Namun baru-baru, dokter di Amerika Serikat mengungkapkan gejala amat menyakitkan yang dialaminya saat terpapar BA.5.

Padahal, ia sudah menerima vaksin COVID-19 dosis lengkap.

Baca Juga: Omikron Subvarian BA.4 dan BA.5 Sudah Masuk Indonesia, Begini Gejalanya Menurut Pasien

Kondisi tersebut dialami oleh dr. Mike Hansen, spesialis dan dokter dari Board Certified Internal Medicine, Pulmonary Disease, and Critical Care Medicine.

Awalnya, ia menghadiri sebuah konser. Setelahnya, ia mengalami sederet gejala berupa kelelahan, demam, sakit tenggorokan, pilek, dan batuk.

Ia mengisahkan, gejalanya terus berkembang hingga menjadi amat menyakitkan.

"Bagian terburuknya adalah tiga hingga empat hari pertama," bebernya, dikutip Berita Sleman dari Times of India pada Selasa, 2 Agustus 2022. 

Baca Juga: Sinopsis Pengabdi Setan 2: Communiun, Film Paling Menyeramkan Tahun Ini!

"Meskipun sakit tenggorokan saya benar-benar tidak terganggu ketika saya akan minum cairan atau menelan makanan, setiap kali saya memiliki air liur di belakang tenggorokan dan saya akan menelan, itu sangat menyakitkan," imbuh dr. Hansen.

Mengacu pada data dari aplikasi studi ZOE COVID, jutaan kontributor telah melaporkan sakit tenggorokan sebagai gejala yang sangat umum dari COVID-19.

Khususnya, pada gelombang Omicron kali ini.

"Rata-rata, tujuh dari sepuluh orang dewasa yang sudah disuntik (vaksin COVID-19) dua atau tiga kali akan mengalami sakit tenggorokan dengan varian Omicron," ungkap peneliti ZOE.

Baca Juga: Tangani Stunting, Diversifikasi Pangan Gencar Dilakukan di Kabupaten Sleman

Menurut peneliti, sakit tenggorokan akibat COVID-19 biasanya muncul sepanjang minggu pertama sakit.

Kemungkinan besar, sakit tenggorokan terasa parah pada hari pertama infeksi. Namun, kondisi tersebut akan semakin ringan seiring waktu.

"Rata-rata, sakit tenggorokan berlangsung selama lima hari. Jika sakit tenggorokan bertahan lebih dari ini, itu  mungkin COVID-19," ungkap peneliti kesehatan ZOE lebih lanjut.***

Editor: Nidaul Fauziah

Sumber: Times of India


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah