Tangani Stunting, Diversifikasi Pangan Gencar Dilakukan di Kabupaten Sleman

2 Agustus 2022, 08:06 WIB
Ilustrasi program diversifikasi pangan lokal sebagai pengganti beras. /PIXABAY/RitaE

BERITA SLEMAN - Dalam upaya penanganan stunting di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, langkah diversifikasi pangan akan dilakukan.

Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman akan berkolaborasi dengan Kelompok Wanita Tani (KWT) untuk menyukseskan langkah diversifikasi pangan ini.

"Dalam penanganan stunting di Sleman, DP3 turut melakukan intervensi dengan kegiatan diversifikasi pertanian di lahan pekarangan melalui 180 KWT yang tersebar di 17 kapanewon (kecamatan)," kata Kepala DP3 Kabupaten Sleman Suparmono dilansir Berita Sleman dari laman ANTARA

Baca Juga: Bersih Dusun Kaliurang Barat, Bupati Sleman: Membangkitkan Perekonomian Masyarakat

Ada beberapa teknik pengelolaan pekarangan yang akan diterapkan.

"Teknik pengelolaan pekarangan dilakukan melalui bedengan, pot/polybag/tabulampot, vertikultur, hidroponik, dan lainnya," kata Suparmono.

Pangan lokal seperti tomat, sawi, kacang panjang,bayam dan lainnya akan dioptimalkan pada pemanfaatan pekarangan.

"Dengan kegiatan pemanfaatan pekarangan tersebut akan terwujud diversifikasi pangan sebagai upaya pemenuhan gizi masyarakat dengan pangan lokal yang terjangkau," kata Suparmono.

DP3 Sleman akan memberikan sosialisasi mengenai pemahaman pola konsumsi yang Beragam Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA).

"Diharapkan masyarakat di Kabupaten Sleman dapat menerapkan pola pangan B2SA," kata Suparmono.

Baca Juga: Lirik Lagu Aminlah Bersamaku, Single Terbaru Rizky Febian

Tujuan dari diversifikasi pangan adalah untuk mengajak masyarakat memberikan variasi terhadap makanan pokok yang dikonsumsi.

Hal ini untuk pemenuhan asupan zat gizi yang seimbang dan aman dikonsumsi.

"Bahan pangan yang dikonsumsi rendah/bebas dari kandungan kimia tentunya akan lebih maksimal diserap oleh tubuh manusia," kata Suparmono.

Ia mengatakan akan mendukung upaya peningkatan gizi masyarakat sebagai penanganan dari stunting dengan melaksanakan sosialisasi pola konsumsi B2SA.

"Kemudian sosialisasi pola konsumsi B2SA diperuntukkan ibu-ibu PKK perwakilan dari 17 kapanewon, sehingga diharapkan ada pengetahuan masyarakat tentang pentingnya konsumsi pangan B2SA," kata Suparmono.

Lebih lanjut, KWT akan terus didorong untuk dapat mengelola pemanfaatan pekarangan dengan maksimal.

"Kami juga mendorong masyarakat terutama ibu-ibu KWT Kabupaten Sleman untuk dapat mengelola pemanfaatan pekarangan dengan intensif sehingga hasilnya pun dapat menambah atau meningkatkan pendapatan keluarga," kata Suparmono.***

 

 

 

Editor: Awaluddin

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler