Bentrok Dengan Suporter, Polisi Tembakkan Gas Air Mata, Tewaskan 1 Suporter di Liga Argentina

- 8 Oktober 2022, 09:00 WIB
ilustrasi gas air mata
ilustrasi gas air mata /bookingdokter.com

BERITA SLEMAN - Kabar duka kembali datang dari dunia sepak bola di Liga Argentina pada Kamis malam lalu waktu setempat. 

Pada laga Liga Argentina antara Gimnasia La Plata vs Boca Juniors, suporter terlibat bentrokan dengan polisi di luar stadion. 

Pada kejadian tersebut, wasit Hernan Mastrangelo menghentikan pertandingan pada menit ke-9 karena ada insiden antara suporter dan polisi. 

Baca Juga: Ungkapan Duka Cita Raja Charles III dan Istrinya Camilla untuk Korban Tragedi Kanjuruhan Malang

Dengan alasan keamanan dan pengendalian situasi atas kericuhan yang terjadi, polisi menembakkan gas air mata ke area stadion dan menyebabkan satu orang suporter meninggal dunia.

Dilansir dari portal Pikiran Rakyat dengan judul,"Polisi Tembakkan Gas Air Mata ke Area Stadion, Satu Suporter di Liga Argentina Tewas" berikut kronologi kejadian tewasnya suporter di Liga Argentina akibat bentrok dengan polisi. 

Dilansir dari ESPN, pihak berwenang mengatakan bahwa suporter dari Gimnasia La Plata sebagai tuan rumah mencoba memaksa masuk ke dalam stadion yang sudah penuh sesak.

Baca Juga: Usai Kunjungi Stadion Kanjuruhan, Presiden Jokowi Perintah Menteri PUR Audit Seluruh Stadion di Indonesia

Polisi lantas menggunakan peluru karet dan gas air mata untuk memaksa para suporter mundur dari area masuk stadion.

Menteri Keamanan Provinsi Buenos Aires, Sergio Berni, mengonfirmasi satu orang meninggal akibat insiden memilukan ini.

“Korban meninggal karena masalah jantung saat dibawa ke rumah sakit,” katanya dikutip dari ESPN.

Baca Juga: TGIPF Tragedi Kanjuruhan Putuskan Hentikan Sementara Seluruh Liga Sepak Bola di Indonesia

Terlihat dari beberapa gambar saat kericuhan di dalam stadion, gas air mata memasuki lapangan lalu mengenai para pemain dan suporter yang langsung menutupi wajah mereka.

Ada juga suporter lainnya yang bergegas memasuki lapangan untuk mencari jalan keluar guna menghindari tembakkan gas air mata dari polisi.

Sementara itu, Asosiasi Sepak Bola Argentina (AFA) mengutuk keras insiden dan kekerasan kepada suporter di pertandingan Gimnasia La Plata vs Boca Juniors.

Baca Juga: Presiden Jokowi Minta TGIPF Ungkap Tuntas Tragedi Kanjuruhan Dalam Kurun Waktu Kurang dari Satu Bulan

“AFA sangat menolak peristiwa yang terjadi hari ini di sekitar stadion Gimnasia dan menyatakan komitmen untuk terus berupaya memberantas insiden semacam ini yang menodai semangat sepak bola,” kata pernyataan itu melalui akun Twitter Asosiasi Sepak Bola Argentina.

Di laga tersebut, hanya suporter dari Gimnasia saja yang berada di Stadion Juan Carmelo Zerillo, La Plata. Ini karena pihak terkait dari provinsi Buenos Aires melarang pendukung tim tamu yakni Boca Juniors untuk hadir sejak 2013 akibat sering terjadi kericuhan.

Insiden penembakan gas air mata kepada suporter di Liga Argentina terjadi kurang dari satu minggu setelah Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober lalu.

Baca Juga: 2 Alasan PSSI Tak Masuk Daftar 6 Tersangka Tragedi Kanjuruhan yang Ditetapkan Polri

Peristiwa ini terjadi setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya yang menyebabkan kurang lebih 131 korban tewas setelah polisi menembakkan gas air mata ke dalam stadion.

Aksi ini menimbulkan kepanikan dari suporter dan sebagian dari mereka meninggal dunia akibat kehabisan oksigen maupun terinjak-injak.

Buntut dari Tragedi Kanjuruhan, Kapolri mencopot jabatan Kapolres Malang beserta 9 jajaran kepolisian lainnya, sedangkan 18 lainnya tengah dalam penyelidikan.***(Bayu Nurullah/Pikiran Rakyat)

Editor: Nidaul Fauziah

Sumber: Pikiran Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x