Update Pencarian Kapal Selam KRI Nanggala-402: Ditemukan Tumpahan Minyak dan Titik Magnet Tinggi

- 24 April 2021, 12:09 WIB
Kapal selam KRI Nanggala-402 milik TNI.
Kapal selam KRI Nanggala-402 milik TNI. /ANTARA/M RISYAL HIDAYAT

BERITA SLEMAN - Kabar terbaru pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang di perairan Bali. Ada titik bermagnet kuat dan tumpahan minyak di wilayah kurang lebih 40 km di Utara Celukan Bawang, Buleleng, Bali

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Achmad Riad menyebut titik potensial tersebut masuk dalam radar pencarian jejak dari kapal selam buatan Jerman tersebut.

"Ada satu titik magnet yang cukup kuat, mudah-mudahan itu tidak berubah dan akan dikejar. Mudah-mudahan itu menjadi titik terang," kata Achmad Riad.

Baca Juga: LBH Yogyakarta: Warga dan Kuasa Hukum Ditangkap, 9 Orang Luka-Luka Bentrok Proyek Tambang Wadas

Meski tidak dapat dipastikan apakah ada kapal selam Nanggala-402 tenggal di sana, tetapi temuan KRI-Rimau 724 atas kemagnetan tinggi di suatu titik pada kedalaman 50-100 meter bisa dijadikan petunjuk potensial.

"Jadi, sementara memang sampai saat ini memang belum bisa ditemukan secara pasti. Tetapi beberapa titik ini, mudah-mudahan dengan beberapa peralatan yang ada bisa segera ditemukan atau dijejaki bahwa itu adalah posisi dari KRI Nanggala-402," kata Achmad Riad dalam konferensi pers, Jumat 23 April 2021.

Sebelumnya, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengatakan dari hasil pemodelan arus laut, ada kemungkinan kapal selam KRI Nanggala-402 terbawa arus ke timur, ke perairan lebih dalam.

Baca Juga: Profil Kapal Selam Nanggala Hilang di Perairan Bali: Buatan Jerman Barat dan Punya 14 Terpedo

KRI Nanggala-402 memiliki daya jelajah untuk kedalaman laut sekitar 250-500 meter. Melebihi 500 meter akan terjadi kerusakan pada kapal selam.

Air laut masuk ke dalam tubuh kapal sehingga kapal selam bisa semakin berat dan semakin bisa turun ke dasar laut dan itu tentunya akan lebih sulit untuk dideteksi.

Dinukil dari ANTARA, Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT Djoko Nugroho menuturkan jika kapal selam tersebut meluncur ke arah timur atau ke arah tenggara dari perairan laut bagian utara Provinsi Bali, bisa dipastikan kapal tersebut akan jatuh ke lokasi yang lebih dalam, tidak sekadar 700 meter tetapi bisa lebih dalam dari 700 meter.

Baca Juga: Profil Hilmar Farid: Sejarawan, dan Sosok di Balik Polemik Kamus Sejarah Indonesia

Setidaknya pihak TNI sendiri telah mengerahkan 21 KRI lain untuk membantu proses penemuan lokasi KRI Nanggala tersebut. Pencarian juga melibatkan pihak lain, seperti Basarnas dan Polri, dan dibantu oleh beberapa personel dari negara tetangga seperti Singapura, Australia, Malaysia hingga AS.

Mengacu pada pernyataan TNI, cadangan oksigen di KRI Nanggala-402 setidaknya masih tersedia hingga hari Sabtu 24 April 2021.

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menekankan bahwa keselamatan 53 awak kapal selam KRI Nanggala-402 jadi prioritas.

Baca Juga: WNA Asal India Masuk Indonesia, Pakar: Mengapa Butuh Waktu Lama untuk Bertindak?

"Saya juga telah memerintahkan Panglima TNI, KSAL (Kepala Staf Angkatan Laut), dan Basarnas bersama-sama dengan instansi terkait lainnya mengerahkan segala kekuatan dan upaya seoptimal mungkin melakukan upaya pencarian dan penyelamatan," ujar Jokowi dalam konferensi pers melalui Youtube Sekretariat Presiden, Kamis, 21 April 2021.

Sebelumnya, pada Rabu 21 April 2021 pukul 03.45 WITA, KRI Nanggala-402 melaksanakan penyelaman untuk mengikuti latihan tempur. Pada pukul 04.00 WITA, kapal selam tersebut melaksanakan penggenangan peluncur torpedo nomor 8.

Komunikasi terakhir dengan KRI Nanggala-402 terjadi pada pukul 04.25 WITA saat komandan gugus tugas latihan akan memberikan otorisasi penembakan torpedo.***

Editor: Arfrian Rahmanta

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah