“Peningkatan tinggi gelombang tersebut dipengaruhi oleh pola angin di wilayah Indonesia bagian selatan yang dominan bergerak dari timur hingga tenggara dengan kecepatan angin berkisar 6-25 knot,” kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo, dikutip dari ANTARA.
Teguh menambahkan, pola gerakan angin yang cenderung searah dengan kecepatan tinggi itulah yang dapat memicu peningkatan tinggi gelombang air laut.
Oleh karena itu, ujar Teguh, pihaknya pada Jumat hari ini mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berlaku hingga Sabtu besok dan akan segera diperbarui jika ada perkembangan lebih lanjut.
Terkait dengan hal ini, Teguh mengimbau seluruh pengguna jasa kelautan untuk memerhatikan risiko tinggi gelombang terhadap keselamatan pelayaran sebelum berangkat melaut.
Ia menjelaskan, kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter berisiko terhadap perahu nelayan, kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter berisiko terhadap tongkang.
Selanjutnya, kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter berisiko kapal feri, serta kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter berisiko terhadap kapal ukuran besar, seperti kapal kargo dan kapal pesiar.
"Bagi masyarakat yang berwisata di pantai terutama wilayah pantai yang terhubung langsung dengan laut lepas, hendaknya tidak mandi atau bermain air di pantai karena gelombang tinggi dapat datang sewaktu-waktu," imbaunya.***(Indra Kurniawan/ Prfm News)