"Jadi selama 18 hari ini kita berikan alat bantu nafas ventilator, dengan kondisi (pasien) naik turun," katanya.
Sebagai informasi, tragedi Kanjuruhan terjadi usai laga pertandingan antara Persebaya Surabaya melawan Arema FC berlangsung pada awal Oktober 2022, lalu.
Pada saat itu, pihak kepolisian pun turut menembakkan gas air mata yang menyebabkan sejumlah penonton memadati pintu keluar dan berdesak-desakkan hingga meninggal dunia.
Baca Juga: Fakta Baru Tragedi Kanjuruhan: TGIPF Temukan CCTV Durasi 3 Jam Diduga Sengaja Dihapus
Hingga saat ini, sejumlah pihak, termasuk Komnas HAM masih mendalami tragedi mengerikan tersebut dengan memeriksa beberapa alat bukti dan saksi.
Salah satu saksi yang dimintai keterangannya adalah manajemen Arema FC. Hal itu disampaikan langsung oleh Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam.
"Untuk manajemen Arema FC, kami melakukan pendalaman. Seperti keterkaitan antara PSSI dengan klub, PT LIB dengan klub, termasuk hubungan broadcaster dengan klub," ujarnya.***(Ikbal Tawakal/Pikiran Rakyat)