Kemungkinan dari Zaman Majapahit
Sejarah babi ngepet belum bisa dipastikan bermula sejak kapan. Namun, kemungkinan dapat ditautkan dengan celeng atau babi hutan dan kemudian celengan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata 'celengan' berasal dari kata Jawa yang berarti tabung pekak untuk menyimpan uang; tabungan atau uang simpanan itu sendiri.
Dalam makalah “Tradisi Menabung dalam Masyarakat Majapahit: Telaah Pendahuluan Terhadap Celengan di Trowulan” karya arkeolog Supratikno Rahardjo, celengan banyak ditemukan di situs Trowulan, ibukota kerajaan Majapahit.
Baca Juga: Rangkuman Komentar Negatif soal KRI Nanggala-402, Ada Nurhadi Hingga Polisi Sleman
Pembuatan celengan telah berkembang antara abad ke-13 dan 15. Dan, Celengan yang pernah ditemukan terdiri dari tiga bentuk: manusia berupa anak kecil, binatang (babi atau celeng, domba, kura-kura, dan gajah), dan yang terbanyak berupa guci.
Sejarawan Denys Lombard, dalam "Nusa Jawa Silang Budaya jilid II" (2005) berpendapat kalau kebiasaan menabung dalam celengan pada masyarakat Jawa terpengaruh oleh orang Tionghoa.
Kemudian, pada 1976 film berjudul "Ingin Cepat kaya (Babi Jadi-jadian)" disutradarai oleh B.Z. Kadaryono memperkenalkan siluman babi, namun belum familiar dengan 'babi ngepet'.
Pada era 2000-an, masyarakat mulai familiar dengan istilah 'babi ngepet' setelah mulai muncul film dan sinetron atau film televisi (FTV) yang bertemakan pesugihan babi ngepet.